FAKTOR PENGHAMBAT DAN PENUNJANG KAMPANYE

 

Hyman dan Sheatsley  adalah ilmuwan social generasi awal yang tertarik menganalisis kegiatan kampanye. Pada tahun 1947, mereka tertarik meneliti tentang kampanye pembentukan PBB yang ditunjuk untuk memperoleh dukungan public dalam mendirikan badan baru pengganti Liga bangsa-bangsa (LBB).

Hasilnya kampanye tersebut ternyata gagal dilakukan media massa, karena khalayak hanya mengetahui sedikit tentang gagasan pembentukan organisasi baru tersebut.

Analisis kegagalan kampanye tersebut menurut Hyman dan Sheatsley (Kotler, 1989 dalam

Venus, 2018: 210)

1. Pada kenyataannya memang selalu ada sekelompok khalayak yang  “ tidak akan tahu” tentang pesan-pesan kampanye yang ditunjukkan pada mereka. Hal tersebut dapat disebabkan oleh berbagai factor, mulai dari ketidakseriusan memperhatikan pesan hingga ketidakmampuan memahami isi pesan

2. Kemungkinan individu memberikan tanggapan pada pesan-pesan kampanye meningkat bila ketertarikan dan keterlibatan mereka terhadap isu yang diangkat juga meningkat. Intinya harus “mencuri” perhatian

3. Orang akan membaca dan mempersepsi informasi yang diterima berdasarkan nilai-nilai dan kepercayaan yang mereka miliki. Oleh sebab itu harus memperhatikan karakteristik khalayak sehingga pesan-pesan kampanye sesuai dengan segmentasinya

4. Kemungkinan individu untuk menerima informasi atau gagasan baru akan meningkat jika informasi tersebut sejalan dengan sikap yang telah ada. Dengan kata lain, orang cenderung menghindari informasi yang tidak sesuai dengan apa yang telah diyakini. 

FAKTOR -FAKTOR YANG MENGHAMBAT KAMPANYE

MENURUT KOTLER DAN ROBERTO (1989)

-          Tidak menetapkan khalayak sasarannya dengan tepat

-          Pesan-pesan kampanye tersebut biasanya tidak memberikan semacam “petunjuk” bagaiana khalayak harus mengambil Tindakan yang diperlukan

-          Kampanye dapat gagal hanya karena anggaran untuk membiayai program tidak memadai sehingga pelaku kampanye tidak dapat berbuat secara total

-          Pesan kampanye yang gagal umuumnya tidak cukup memotovasi khalayak untuk menerima dan menerapkan gagasan yang diterima

-          Kegagalan kampanye yang berorientasi perubahan social dapat terjadi karena terlalu mengandalkan media massa tanpa tindak lanjutinya dengan komunikasi antar pribadi, padahal dengan komunikasi antar pribadi efek perubahan sikap dan perilaku lebih dapat diharapkan muncul

Menurut Michael L. Rotschlid (Rice & Paisley, 1981)

Pada dasarnya Rotschild tidak secara khusus membahas factor kegagalan kampanye, ia hanya menyarankan beberapa hal yang perlu diperhatikan agar kampanye tidak berjalan sia-sia.

  1. Arti penting Objek kampanye

-          Maksudnya adalah tingkat kepentingan isu-isu yang dikampanyekan

  1. Kadar Keterlibatan

-          Adalah sejauh mana khalayak telah terlibat dengan isu tersebut

  1. Rasio Manfaat dan pengorbanan

-          Menunjukkan kalkulasi manfaat yang diterima serta pengorbanan yang dikeluarkan khalayak bila mereka menerima dan menerapkan gagasan kampanye tersebut.

  1. Tuntutan actual dari lingkungan

-          Menyoroti pandangan dan tuntutan khalayak terhadap isu-tertentu. Yang disoroti adalah keinginan  yang potensial dan harapan kolektif masyarakat

  1. Segmentasi

-          Segmentasi menegaskan bahwa gagasan yang tidak memiliki segmen khalayak yang jelas maka akan dapat perhatian yang kecil

P    Poin Penting Penghambat Kampanye

-         - Karakteristik khalayak

-          -Konstruksi Pesan

-         - Perlunya komunikasi antar pribadi

FAKTOR PENUNJANG KEBERHARSILAN KAMPANYE

Temuan Lazardfeld, Merton dan Wallack

Lazardfeld dan Merton (Perloff, 1993) Merupakan generasi pertama yang tertarik menganalsis berbagai faktor yang menunjang kesuksesan kampanye.

Sedangkan Wallack adalah peneliti yang datang kemudian, serta berupaya menyempurnakan temuan kedua tokoh ilmu komunikasi tersebut, yang meliputi 5 hal yaitu:

-         1.  Monopolization

Penguasaan penuh sebuah program kampanye terhadap media komunikasi yang ada, disini tidak ada pesan lain di media massa yang isiinya bertentengan dengan tujuan kampanye

-       2.    Canalization

Penyaluran lebih lanjut dari perilaku atau sikap yang telah ada kepada sasaran baru yang searah. Dan tugasnya bukanlah menanam sikap atau perilaku baru, melainkan mengarahkan yang telah ada kearah baru

-       3.    Suplementation

Pesan media massa akan akan sukses bila ditindaklanjuti dengan komunikasi antar pribadi atau saluran lainnya, kontak secara langsung antara khalayak dan pelaku kampanye akan memberikan peluang pada mereka untuk mendiskusikan dan mngklarifikasi yang dilihat atau didengar dari media massa

-          4. Creation of new opinions

Upaya pelaku kampanye untuk mengaitkan pesan-pesan yang dibuat dengan karakteristik dan dunia keseharian. Pesan yang dekat masyarakat akan membuat pesan tersebut masuk akal dan terasa akrab, personal, dan mudah dipahami

-          5. Making personal connection

Penciptaan pendapat-pendapat baru yang merupakan unsur pendorong kesuksesan kampanye lainnya. Asumsinya lebih mudah memperkenalkan keyakinan baru daripada merubah yang sudah ada.

Temuan Rogers dan Storey Berdasarkan kampanye di AS

-          Penerapan pendekatanyang bersifat strategis dalam menganalisis sejauh mana pengetahuan khalayak tentang topik dan bagaimana persepsi mereka terhadapnya

-          Pesan-pesan kampanye dirancang secara segmentatif sesuai dengan jenis khalayak yang dihadapi, hal tersebut berdasarkan usia, jenis kelamin, pekerjaan, budaya, manfaat produk, dan gagasan

-          Penetapan tujuan yang realistis

-          Kampanye lewat media akan lebih mudah meraih keberhasilan bila disertai dengan penyebaran personel kampanye untuk menindaklanjuti secara interpersonal

Leslie B. Synder, seorang guru besar dari University of Connecticut. Pada tahun 2000 melakukan studi Pustaka terhadap aktivitas kampanye di Amerika Serikat dari Tahun 1975- 1999. dari hasil temuannya Synder sepakat dengan pendapat Mreton Yaitu:

  1. Objek kampanye (berkaitan dengan sifat gagasan social, produk, atau kandidat politik). Bila gagasan kampanye berkaitan dengan sesuatu hal yang tidak cukup serius, maka penerimaan khalayak menjadi lebih mudah. Disini khalayak tidak perlu mempertaruhkan banyak hal seperti sikap atau nilai-nilai yang dimilikinya. Semakin tinggi tingkat keseriusan objek kampanye semakin banyak prasyarat yang dibutuhkan untuk berubah.
  2. Kesiapan khalayak (a public’s readness), disini factor internal dan eksternal khalayak memiliki pengaruh besar. Faktor internal misalnya motivasi, factor eksternal misalnya peraturan perundang-undangan, kebijakan pemerintah, kurikulum Pendidikan dan sebagainya, hal tersebut akan memunculkan motivasi sekaligus Tindakan perubahan.
  3. Tindakan Lanjutan (Follow up) hal ini serupan dengan konsep Merton dkk. Serta Rogers dan Storey, bedanya Synder menyarankan tindak lanjut tersebut dalam konteks yang lebih luas. Ex. Menurut konsep ini tidak hanya komunikasi interpersonal saja seperti penyuluhan atau petugas teknis lapangan, tapi juga meliputi pelatihan-pelatihan, penyediaan fasilitas penunjang untuk Tindakan perubahan.

Temuan Rice dan Atkin

-       -   Peran Media Massa

-        -  Peran Komunikasi Antarpribadi

-         - Karakteristik sumber dan media

-          -Evaluasi Formatif

-          -Himbauan Pesan

-          -Perilaku Preventif

-          -Kesesuaian Waktu, aksesbilitas, dan kecocokan

Temuan Richard M. Perloff

  1. Memahami khalayak dan desain pesan sesuai karakteristik khalayak, khususnya aspek kebutuhan, sikap awal khalayak tersebut terkait gagasan kampanye
  2. Pesan harus diarahkan sesuai karakteristik budaya dari sub kategori khalayak sasaran, dirancang sedekat mungkin dengan sifat khas khalayak sasaran, serta mendorong khalayak menggunakan pemrosesan pesan secara rasional
  3. Sempurnakan pesan dengan relevan, kuat dan punya daya Tarik yang tinggi. Khususnya untuk generasi muda yang tumbuh pada era digital
  4. Lakukan upaya pemanfaatan media secara maksimal dengan membangun interaksi dengan mereka, ulangi pesan secara terus-menerus lewat beragam saluran, termasuk komunikasi antar pribadi
  5. Lengkapi materi yang disampaikan lewat media dengan kontak dan partisipasi komunitasi.
  6. Pada prinsipnya, lebih mudah mendorong pengadopsian perilaku baru ketimbang mengubah perilaku yang rusak atau disfungsional
  7. Gunakan pendekatan norma social dalam mendorong perilaku yang sesuai.
  8. Dorong khalayak untuk mengelaborasi pesan dengan memberikan lebih banyak sumber informasi yang dapat ditelusuri dan dikonfirmasi misalnya hyperlinks, pesan melalui laman resmi, hal ini terbukti memperkuat sikap positif khalayak terhadap pesan kampanye
  9. Konsentrasilah pada membangun kesadaran. Teori dan riset menyarankan bahwa efek kampanye paling konsisten adalah dalam membangun kesadaran, pengetahuan dan keyakinan
  10. Bersikaplah fleksibel, penyelenggara kampanye kerapkali harus menata ulang strategi Ketika tidak berhasil mencapai khalayak sasaran yang dituju, pesan tidak dapat diingat atau pesan terasa memojokkan Sebagian khalayak

Temuan para ahli tersebut merupakan masukan ilmiah bagi para pelaku dan peneliti kampanye, pada tingkatan praktis, temuan tersebut dapat dijadikan pijakan dalam merancang strategi kampanye, sementara pada tataran teoritis, temuan-temuan tersebut dapat dijadikan topik-topik riset yang menarik, strategis dan tetap aktual

VCLASS FORUM DISKUSI 5

Pada kenyataannya memang selalu ada sekelompok khalayak yang  “ tidak akan tahu” tentang pesan-pesan kampanye yang ditunjukkan pada mereka. Hal tersebut dapat disebabkan oleh berbagai faktor, mulai dari ketidakseriusan memperhatikan pesan hingga ketidakmampuan memahami isi pesan... terkait kasupandemi Covid 19, dengan angka penyebaran yang terus meningkat, evaluasi menurut pendapat Anda bagaimana pemerintah harusnya membuat pesan yang persuasif?

Jawaban :

Kasus covid 19 terus bertambah setiap harinya, pemerintah mencoba untuk mengendalikan peningkatan covid 19. Beberapa upaya telah dilakukan pemerintah yaitu dengan mengkampayekan 5M. Saat ini pemerintah juga mulai memberikan vaksin gratis bagi masyarakat banyak sekali jenis vaksin yang digunakan pemerintah untuk mencoba menekan angka covid 19 di Indonesia. Salah satunya adalah SINOVAC. Namun, sangat disayangkan banyak sekali masyarat yang ragu atau takut untuk divaksin. Menurut saya, pemerintah harus bisa membuat pesan persuasif yang dengan tegas mengatakan bahwa vaksin aman digunakan. Contoh isi pesan bisa berupa manfaat vaksin, keamanan vaksin, kualitas vaksin dan menekankan bahwa vaksin sangat diperlukan disaat keadaan darurat seperti saat ini. selain itu pemerintah juga bisa menekankan bahwa belum ada pengobatan covid yang disetujui hingga saat ini, sehingga satu-satunya cara untuk meredakan pandemi adalah dengan melakukan vaksinasi dengan harapat dapat mencegah covid 19 dan bisa menjadi kekebalan tubuh.

 

Komentar

Postingan populer dari blog ini

Model- Model Kampanye Komunikasi Kampanye Komunikasi